NAMA :
MELISA ROSALIA H
KELAS
: 3EA03
NPM :14211423
1. Model-Model Pengambilan Keputusan
Model Perilaku
Pengambilan keputusan
Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh
ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha
mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum
Model Manusia Administrasi, Dikemukan
oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan
maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan
oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus
selalu bergerak bebas mengambil keputusan
Model Manusia Organisasi, Dikemukakan
oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama
dalam pengambilan keputusan
Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh
Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud
Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional
dalam mengambil keputusan diliputi perasaan
emosi dan situsai dibawah sadar.
Model Preskriptif dan Deskriptif Fisher
mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu : Model
Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok
seharusnya mengambil keputusan. Model Deskriptif Model ini menerangkan
bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.Model preskriptif berdasarkan
pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas
observasi.
Disamping model-model diatas (model
linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan
anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih
lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
2. Tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Tipe Pengambilan keputusan
( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative
untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3
tipe :
(1) Keputusan
terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga
dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd
manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan
piutang,dll.
(2) Keputusan setengah
terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram,
sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg
terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan
alokasi dana promosi.
(3) Keputusan tidak
terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan
tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk
didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
3.Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemecahan masalah antara lain :
1) Trial & error
: Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya,
dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/ mengenal dan belum tahu sama
sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan.Contohnya
: ada klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup, tdk
berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi kompres sampai berhasil
panasnya turun, dll.
2) Intuisi :
penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan hati. Penyelesaian
dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai
dasar ilmiah. Kadang-kadang metode ini juga dapat memberikan jalan
keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman, dan pengetahuan
yang dimiliki.
3) Nursing
process : Proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang
sistematis dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada klien.
4) Scientifik
methode/Research Process : Proses riset/ penelitian merupakan suatu
penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika,
dengan pendekatan yang sistematis
4. PEMBELIAN
Pembelian adalah situasi dimana konsumen bersedia menukarkan
sejumlah uangnya dengan sejumlah produk barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhannya. Pembelian adalah proses penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa
serta perlengkapan dengan tujuan memperoleh barang dengan biaya yang sesuai
dengan kualitas. Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian
bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s
transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih
mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses
produksi organisasi.
Aktivitas dalam proses pembelian :
Permintaan pembeliaan
Pemilihan Pemasok
Penempatan order pembelian
Penerimaan Barang
Pencatatan transaksi pembelian
Keputusan pembelian merupakan kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan
oleh penjual. Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler &
Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli
di mana konsumen benar-benar membeli.
·
Ada tiga aktivitas
yang berlangsung dalam proses keputusan
pembelian oleh konsumen yaitu ( Hahn, 2002 : 69 ) :
a. Rutinitas konsumen dalam melakukan
pembelian.
b. Kualitas yang diperoleh dari suatu
keputusan pembelian.
c. Komitmen atau loyalitas konsumen yang
sudah biasa beli dengan produk pesaing.
·
Menurut Kotler ( 2002
: 183 ), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh:
1. Faktor budaya
2. Faktor Sosial
3. Faktor Pribadi, yang terdiri dari usia dan
tahap siklus hidup; pekerjaan dan lingkungan ekonomi; gaya hidup dan
kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis, yang terdiri dari
motivasi, persepsi, pembelajaran,keyakinan dan sikap.
5.DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
Kepuasan konsumen
merupakan masalah penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perilaku
konsumen mencerminkan mengapa seseorang konsumen membeli suatu produk dan
bagaiamana konsumen itu memilih dan membeli suatu produk. Konsumen akan membeli
suatu produk untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkannya. Oleh karena itu
seorang konsumen akan memilih barang yang memenuhi harapannya.
Pemahaman akan perilaku
konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu
1.untuk merancang
sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat
perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.perilaku konsumen
dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.Misalnya dengan
mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran,
pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya
tersebut.
3.pemasaran sosial
(social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan
mengkaji perilaku konsumen perusahaan dapat mengetahui tentang hasil diagnosa
siapa dan apa serta bagaimana kebenaran tentang pemakaian suatu poduk. Dari
perilaku konsumen menyenangi produksaingan dan kurang menyenangi produk yang
dihasilkan suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar